Di Balik Senyuman
Ia banyak tingkah
Ia yang selalu tertawa keras
Ia sang penyemangat
Ia yang periang
Sadarkah bahwa ia yang paling tersakiti?
"Yang bisa bikin gue ambruk cuma sakit demam!" Ujarnya kala itu disambut gelak tawa para sobatnya.
Elakkan yang tak disadari oleh siapapun
Keadaan sebenarnya adalah
Hatinya patah,
Hatinya remuk redam
Raga menyelimuti itu semua
Adakah yang janggal?
Sudut bibir itu mulai terangkat,
Tapi matanya menggoreskan kepiluan
Dalam hati ia merutuk,
"Mengapa terjadi lagi?"
Ketika semua insan tengah sibuk
Ia terdiam sembari merenung
Ia paham betul
Yang dilakukannya kini hanyalah membuang masa
Tapi apa daya?
Ia memilih menyimpan kepiluan itu rapat-rapat
Pantas jika ksatria pujaannya tak mengetahui
bahwa ada ruang untuknya
di sini.
Ia yang selalu tertawa keras
Ia sang penyemangat
Ia yang periang
Sadarkah bahwa ia yang paling tersakiti?
"Yang bisa bikin gue ambruk cuma sakit demam!" Ujarnya kala itu disambut gelak tawa para sobatnya.
Elakkan yang tak disadari oleh siapapun
Keadaan sebenarnya adalah
Hatinya patah,
Hatinya remuk redam
Raga menyelimuti itu semua
Adakah yang janggal?
Sudut bibir itu mulai terangkat,
Tapi matanya menggoreskan kepiluan
Dalam hati ia merutuk,
"Mengapa terjadi lagi?"
Ketika semua insan tengah sibuk
Ia terdiam sembari merenung
Ia paham betul
Yang dilakukannya kini hanyalah membuang masa
Tapi apa daya?
Ia memilih menyimpan kepiluan itu rapat-rapat
Pantas jika ksatria pujaannya tak mengetahui
bahwa ada ruang untuknya
di sini.
Komentar
Posting Komentar