Helm Hijau
Helm, si pemeran utama yang disepelekan. Hadirnya masih saja dipandang remeh oleh masyarakat. Kok bisa diremehkan? Coba tanya temanmu yang tidak pakai helm ketika hendak berkendara. Alasannya pasti “Alah! Cuma dekat kok!” “Ke situ doang mah gak usah pakai helm!” atau paling parah “Nanti aja pakenya pas di jalan gede!”
Tidak hanya itu. Alih-alih merasa takut pada bahaya
yang mengancam bila tak memakai helm, banyak orang justru lebih takut ditilang
polisi. Kan tujuan helm untuk melindungi tempurung kepala dari benturan, bukan
melindungimu dari sempritan peluit polisi!
Bicara perihal helm, saya punya satu helm yang sudah
menemani saya sejak kelas 9 SMP. Sebut saja Helm Hijau. Ialah saksi bisu
perjalanan saya selama 5 tahun ini. Dia tahu betul siapa cowok pertama yang
mengajak saya malam mingguan menyusuri jalan Bugisan. Kalau saja bisa bicara,
mungkin dia bakal mengejek saya yang sering nangis di atas motor sepanjang perjalanan menyusuri ringroad timur.
Dulu saya meminta ke orangtua agar dibelikan helm
karena pada saat itu saya sudah mulai belajar motor. Helm Hijau saya beli di
sebuah kios helm di pinggir jalan Abu Bakar Ali, Jogja. Kalau tidak salah, saat
itu harganya masih di kisaran 100-200 ribuan saja. Di kios itu banyak sekali
variasi helm. Mulai dari merk, bentuk, warna, hingga kecanggihan yang berbeda
di tiap helm. Perhatian saya tertarik pada dua buah helm bergambar nuansa bawah
laut. Helm bergambar bintang laut yang didominasi warna ungu dan helm bergambar
gurita dengan dominasi warna hijau.
Pilihan jatuh pada helm kedua. Lantas pada saat itu
juga Helm Hijau resmi jadi milik saya. Helm itu jadi helm yang paling keren
seantero sekolah. Sampai akhirnya, sebuah startup aplikasi ojek online mulai
merambah kota Yogyakarta. Startup ojek online yang menggunakan warna hijau
sebagai identitas brand mereka.
Jujur saya resah dengan kehadiran mereka di Jogja.
Bagaimana tidak. Helm yang digunakan para driver-nya sekilas sama
dengan si Helm Hijau! Helm yang tadinya dielu-elukan mendadak jadi bahan
olokan. Duh!
Walau begitu, Helm Hijau ini mengajarkan banyak hal
kepada saya. Untuk tidak selalu mendengarkan omongan orang lain, untuk tetap
menjadi apa adanya tanpa harus mengikuti gengsi, dan untuk tetap memakai Helm
Hijau selagi dia masih dalam kondisi baik.
Ditulis oleh
Nadya Kusuma Amadanti
18107030094
Mata Kuliah 'Copywriting'
Tugas 1, 13 Oktober 2020
Komentar
Posting Komentar