Lika-liku Generasi Z
Generasi Z adalah mereka yang lahir pada rentang
tahun 1995-2010. Menurut teori generasi milik Graeme Codrington & Sue Grant-Marshall,
generasi ini cenderung mahir dan menggandrungi teknologi informasi serta
aplikasi komputer. Hal ini dikarenakan sejak kecil mereka sudah diperkenalkan
dengan kecanggihan teknologi. Sebagai anak yang lahir pada generasi ini saya
lebih banyak menghabiskan waktu saya di internet. Tidak hanya untuk bersosial,
saya menggunakan kecanggihan ini untuk mencari informasi serta untuk
mendapatkan stress reliever.
Perihal perlawanan apa yang saya lakukan dalam
menggunakan internet, saya kerap sekali terusik dengan berbagai macam keributan
di media sosial, khususnya Twitter. Ada saja hal tidak penting yang diributkan
oleh kebanyakan pengguna platform
tersebut. Contohnya seperti perang twit atau tweet war dari beberapa kubu. Kerap kali saya temui para pendukung
suatu figur publik yang memantik keributan ini. Selain itu, perbedaan pendapat
yang disampaikan dengan ngotot turut
membuat saya kesal sendiri. Niat hati untuk mencari stress reliever di
Twitter malah semakin stres.
Sebenarnya bisa saja saya memilih untuk tidak melihat konten tersebut. Namun dikarenakan beberapa following saya turut menyebarkan tweet yang berkaitan dengan dua topik di atas, konten-konten itu tetap muncul dan terbaca oleh saya. Satu-satunya cara untuk mengatasi hal itu adalah dengan menutup aplikasi Twitter di ponsel saya dan mencari hiburan di platform lain.
Dalam menggunakan Twitter, saya ingin sekali menciptakan lingkungan yang positif dan didominasi afirmasi dibandingkan harus saling ngotot dan melontarkan kebencian. Ketika lini masa saya diisi dengan berbagai hal yang menguras emosi, saya biasanya akan melawan arus dengan membagikan twit-twit berisi hal lucu. Bisa berupa meme, video kucing, dan masih banyak lagi.
Untuk hari ini, alih-alih melihat keributan, saya ingin melihat kabar baik tentang apa saja. Mungkin seperti informasi mengenai kucing liar yang diselamatkan oleh orang baik, peluncuran produk baru dari suatu perusahaan makanan, atau kabar dari idola saya yang akan kembali meluncurkan lagu barunya.
Internet, khususnya Twitter, menjadi sebuah simbol betapa pesatnya perkembangan teknologi di dunia kita. Sebagai Gen Z, hal ini merupakan anugerah. Akan lebih bermanfaat lagi apabila teknologi ini disikapi dan digunakan dengan bijak.
Sebenarnya bisa saja saya memilih untuk tidak melihat konten tersebut. Namun dikarenakan beberapa following saya turut menyebarkan tweet yang berkaitan dengan dua topik di atas, konten-konten itu tetap muncul dan terbaca oleh saya. Satu-satunya cara untuk mengatasi hal itu adalah dengan menutup aplikasi Twitter di ponsel saya dan mencari hiburan di platform lain.
Dalam menggunakan Twitter, saya ingin sekali menciptakan lingkungan yang positif dan didominasi afirmasi dibandingkan harus saling ngotot dan melontarkan kebencian. Ketika lini masa saya diisi dengan berbagai hal yang menguras emosi, saya biasanya akan melawan arus dengan membagikan twit-twit berisi hal lucu. Bisa berupa meme, video kucing, dan masih banyak lagi.
Untuk hari ini, alih-alih melihat keributan, saya ingin melihat kabar baik tentang apa saja. Mungkin seperti informasi mengenai kucing liar yang diselamatkan oleh orang baik, peluncuran produk baru dari suatu perusahaan makanan, atau kabar dari idola saya yang akan kembali meluncurkan lagu barunya.
Internet, khususnya Twitter, menjadi sebuah simbol betapa pesatnya perkembangan teknologi di dunia kita. Sebagai Gen Z, hal ini merupakan anugerah. Akan lebih bermanfaat lagi apabila teknologi ini disikapi dan digunakan dengan bijak.
Ditulis oleh
Nadya Kusuma Amadanti
18107030094
Mata Kuliah 'New Media Iklan'
Tugas 1, 21 Oktober 2020
Komentar
Posting Komentar